Sabtu, 17 Januari 2009

Cinta itu menyakitkan, lho!

Semingu yang lalu seorang sahabat dengan muka yang rada sedih menceritakan pengalaman. Pengalaman yang bagi sangat menyedihkan dan menyakitkan. Cinta kepada seorang perempuan telah menyebabkan hari-harinya menjadi kelabu. Cerita sang pujaan hatinya memutuskan hubungan mereka.

Aku tahu betapa sahabatku begitu mencintai gadis pujaannya. Kalau bercerita dia sangat membanggakan gadis yang dicintai. Bahkan ia sudah menceritan status hubungan mereka kepada sang orang tua.

Setahuku, sahabatku tidak pernah pacaran. Maksudnya pacaran dalam arti mempunyai keinginan serius buat menikah. Dulu dia sempat dekat dengan beberapa perempuan, akan tetapi hubungan mereka hanya sebatas teman buat diskusi belum ada komitmen. Dia memang tipe laki-laki pemalu buat mendekati seorang perempuan. Dia hanya pernah bilang hanyalah orang yang mengerti dan menerima dia apa adanya yang akan bisa menjadi sahabat sejatinya.

Sejauh yang aku ketahui dari pertemananku dengan sahabatku ini dari semenjak kuliah, dia itu orangnya baik dan agamanya pun bagus, cuma kadang-kadang masih terpengaruh. Dia itu tipenya moody bangat.

Begitulah sahabatku. Aku juga ikut merasa sedih akan hubunganya dengan gadis yang dicintainya. Padahal aku tahu sahabatku itu ingin segera menikahinya. Bahkan dia memutar otak agar setelah menikah perekonomianya bisa mendukung keluarga. Sempat dia mengutarakan niatnya untuk membuka counter hp dan agen koran.

Selidik punya selidik kenapa hubungan putus, karena masalah ekonomi. Sebenarnya aku juga tak bermaksud terlalu ikut campur dengan masalah pribadi, khawatir kurang balance aja ngasi komentnya. Akhirnya dia menceritakan kalau gadis pujaannya mengangap dia tidak punya visi buat keluarga. Disebabkan oleh sahabatku ini belum punya rumah atau belum menyicil perumahaan.

Aku tahu ekonomi sahabatku. Kalau dia mampu jangan kan kredit rumah, mobil fortuner akan dipersembahkan buat gadisnya kalau dia mampu.

Aku tahu sahabatku begitu mencintainya. Aku hanya bisa menasehati dirinya untuk kembalikan semuanya pada yang diatas. Dan memperbaharui cintanya. Jangan lagi untuk mencintai makluk melebihi cinta kita kepada Sang Khalik. Ibarat kata sang pujangga, cinta kepada manusia hanya bikin menderita, tetapi cinta kepada Allah bikin kita bahagia. Cintailah segala sesuatu di bumi Allah swt, karenaNya, InsyaAllah cinta kita mendapat berkahNya. Kita hidup bukan sebatas mencari dunia. Kita hidup untuk Yang Maha Hidup. Menikah bukan untuk bersenang-senang demi dunia, tetapi menikah adalah untuk beribadah kepada Alla Swt. Kebahagian itu tidak diukur dengan memiliki rumah, mobil, gelar berjibun, tetapi kebahagian itu adalah ketika kita merasakan nikmatnya beribadah kepadaNya.
Semoga kau selalu tegar sahabatku dan mendapatkan kembali cinta sucimu, permata hati dan bidadarimu.

Tidak ada komentar: